Yamaha R25 2019 Digunakan Bermacet Ria, Seberapa Menyulitkan?
Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) meluncurkan generasi gres dari Yamaha R25 sebagai langkah untuk kembali menguatkan pasar motorsport 250cc yang awal kemunculannya menjadi salah satu pundi-pundi uang. Pada generasi kedua ini, Yamaha merombak desain fairing depan lebih bernafsu dengan mencontek desain motor balap MotoGP milik Valentino Rossi, Yamaha M1. "Pada generasi gres ini ada sejumlah perubahan yang menciptakan Yamaha R25 mempunyai handling yang ringan dan punya performa lebih baik," kata Presiden Direktur PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Minoru Morimoto pada awal November lalu, ketika pengujian Yamaha R25 di Sirkuit Sentul.
Tak sekadar mengubah fairing, Yamaha juga membenahi distribusi bobot pada R25 baru. General Manajer After Sales dan Motorsport YIMM Muhamad Abidin menyampaikan Yamaha mempunyai resep khusus semoga R25 mempunyai handling mumpuni yang nyaman di jalanan aspal maupun di sirkuit. Salah satunya, Yamaha mengatur ulang titik berat atau weight balance yang semula 49,3 : 50,7 sekarang telah diubah menjadi 50:50. "Yang dulu belum perfect betul, sekarang selain pengubahan titik berat juga adanya desain posisi duduk dan penggunaan upside down," katanya.
Suspensi upside down juga memperlihatkan tugas soal handling yang ringan. Karena suspensi upside down mempunyai jarak main suspensi lebih panjang. Dimensi juga bisa lebih besar otomatis handling kemudi depan suspensi sangat penting terutama untuk manuver ability. "Ada yang mencicipi bahwa motor ini bukan R25," ujar Abidin.
Tempo menjajal motor andalan Yamaha ini selama sepekan dan mencicipi motor ini mempunyai handling yang enteng dibandingkan versi sebelumnya. Terasa ketika membawanya di kemacetan Jakarta, Tempo tak sulit menekuknya di sela antara mobil-mobil di jam pulang kerja. Padahal Tempo mempunyai tinggi tubuh 160 sentimeter ketika menaiki motor ini harus jinjit balet dengan tinggi kawasan duduk 780mm dan berat 166 kilogram. Dengan tinggi pas-pasan, lebih nyaman dibandingkan Honda CBR250RR dengan tinggi kawasan duduk 790 mm dengan berat 165 kilogram.
Yamaha R25 generasi baru. Sumber: young-machine.com
Suspensi pun menambah kenyamanan meski upside down 37 mm pada bab depan dan monoshock tanpa link di belakang, motor ini memperlihatkan respon yang bisa diacungi jempol ketika melibas jalanan bumpy maupun berlubang. Tak ada gunjangan keras yang menciptakan tubuh tergoncang, semuanya bisa diredam baik oleh suspensi buatan Kayaba itu. Sedangkan pada Honda CBR250RR terasa sedikit lebih stiff dibandingkan R25. Kenyamanan untuk dikendarai harian, R25 lebih unggul alasannya ialah posisi duduk Honda CBR250RR lebih 'racing'.
Ketika dicoba di Sirkuit Sentul pun, Yamaha R25 gres sangat stabil ketika dipacu di trek lurus maupun tikungan. Apalagi trek Sentul populer mempunyai huruf bumpy namun Yamaha R25 sangat nyaman buat ngetrek fun dengan setingan standar.
Perubahan posisi duduk dengan penurunan setang sekitar 20 mm dan desain tangki yang lebih jenong namun melebar menambah kenyamanan ketika digunakan 'main' di lintasan. Posisi duduk makin sporty dengan stang underyoke serupa dengan kompetitornya Honda CBR250RR berbeda dengan generasi R25 sebelumnya yang lebih mengarah gaya sport turing. Gaya turing ini masih dipertahankan pada Kawasaki Ninja 250 baru. Posisi duduk sporty akan menjadi kelemahan ketika digunakan harian ke kantor, tangan dan pungung menjadi cepat pegal. Posisi stang underyoke juga sedikit menyulitkan ketika putar balik alasannya ialah mempunyai radius putar yang sempit. Jika dibandingkan Honda CBR250RR, Yamaha R25 sedikit lebih lebar radius putarnya.
Pada sektor jantung pacu motor, Yamaha masih percaya diri dengan mesin lama. Menurut Abidin, mesin Yamaha R25 sangat reliable semenjak diluncurkan pada 2014 nyaris tanpa duduk perkara meski pernah mengalami recall beberapa kali. Bahkan ketika adiknya, Yamaha R15 gres sudah memakai VVA dan slipper cluth, pada R25 tidak ada fitur itu. "VVA sangat efektif di mesin bertipe SOHC, sedangkan mesin R25 cukup DOCH. Sinkronisasi pemasangan VVA di dua silinder tidak gampang, yang kedua costnya bisa lebih mahal," katanya.
Soal power motor, Tempo mencicipi sangat cukup untuk harian dengan tenaga maksimal 26,5kW atau 36 hp pada 12.000 rpm dan torsi 23.6Nm pada 10.000 rpm. Meski tendangan torsi bawah masih kalah dari adiknya yang SOHC, namun putaran menengah ke atas sangat cepat dengan redline 14.000 rpm ribu. Untuk harian, Tempo lebih sering bermain di kisaran 6.000 rpm sampai 10.000 rpm dengan kecepatan maksimal 120 kilometer per jam. Mesin dua silinder Yamaha R25 cepat panas 15 menit digunakan untuk macet-macetan kedua paha terasa 'gerah' meski normal yang juga terjadi pada kompetitor. Tak perlu khawatir, Yamaha telah memasang kipas pada radiator ketika indikator panas mencapai 4 gres pribadi otomatis aktif.