Cerita Nabi Syuaib - Lengkap

Nabi Syuaib merupakan salah satu Nabi yang masih keturunan dari Nabi Luth as dari pihak yang perempuan. Ia diutus oleh Allah untuk berdakwah di negeri yang berjulukan Madyan, suatu negeri yang lokasi bersahabat perbatasan negeri syam atau Palestina. Penduduk di negeri itu telah usang meninggalkan ajaran-ajaran yang dibawah oleh para Nabi terdahulu dan lupa menjalankan perintah-perintah agama yang semestinya mereka kerjakan. Kaprikornus untuk itulah Nabi Syu’aib diperintahkan oleh Allah untuk mengajak mereka kembali menyembah Allah dan jangan melaksanakan perbuatan kemaksiatan, ibarat mencuri, menipu, berdusta dalam menimbang atau menakar dan lai lain. Ini ibarat yang tertulis di dalam Al Qur an yang berbunyi :

“Dan (kami telah mengutus ) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu’aib, ia berkata : “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah dating kepadamu bukti yang kasatmata dari Tuhanmu. Maka Sempurnakanlah dosis dan timbangan dan jangan kau kurangkan bagi insan barang-barang dosis dan timbangannya, dan janganlah kau membuat kerushan di muka bumi setelah Tuhan memperbaiknya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jikalau betul-betul kau orang yang beriman” (Qs. 7 : 85)

 Cerita Nabi Syuaib berdakwah

Seruan Nabi Syuaib as tersebut kepada kaumnya, sedikitpun tidak mereka turuti, mereka beranggapan mereka yang benar, sedangkan Nabi Syu’aib dianggap sebagai orang yang menjadikan huru hara dan kegaduhan. Namun Nabi Syu’aib as tidak putus asa, malah ia smakin semakin semangat terus mengajarkan dan mendidik mereka.
Setelah memberi klarifikasi mengenai masalah tauhid secara langsung, Nabi Syuaib as beralih ke masalah muamalah kehidupan sehari-hari yang berkenaan dengan kejujuran dan keadilan. Hal yang populer pada penduduk madyan ialah mereka sering mengurangi dosis timbanan dan mereka tidak memberi hak-hak insan yang semestinya mereka dapatkan.
Masyarakat Madyan dikala menganggap bahwa mengurangi bobot timbhangan merupakan salah satu bentuk kepandaian atau keahlian dalam perdagangan, serta bentuk kelicikan dalam mengambil dan membeli. Lalu datanglah Nabi Syu’aib kepada mereka untuk mengingatkan bahwa apa yang mereka lakukan tersebut merupakan perbuatan yang tercela dan termasuk sebagai pencurian. Nabi Syu’aib as memberitahu mereka bahwa ia khawatir jikalau mereka meneruskan perbuatan curang tersebut maka mereka akan menerima azab yang tidak sanggup mereka hindari. Hal itu ibarat yang tertulis dalam Al Qur an yang berbunyi sebagai berikut :
“Dan syu’aib berkata : “Hai kaumku, cukupkanlah dosis dan timbangan dengan adil, dan janganlah kau merugikan insan terhadap hak-hak mereka dan janganlah kau membuat kejatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Dan saya bukanlah seorang penjaga atas dirimu” (Qs 11 : 85 – 86)
Nabi Syu’aib as meneruskan misi dakwahnya. Ia mengulangi nasihathnya hingga beberapa kali kepada kaumnya dengan cara yang baik dan mengajak ke jalan yang benar bukan ke jalan yang salah, ia menghimbau kepada kaumnya untuk menegakkan timbangan dengan keadilan dan kebenaran dan mengingatkan mereka biar jangan merampas hak-hak orang lain, bukan hanya dalam jual beli saja namun juga perbuatan lainnya, Ia memerintahkan untuk menegakkan keadilan dan kejujuran. Itulah seruang agama tahuid dan iktikad tauhid, kejujuran dan keadilan selalu ia suarakan.
 Cerita Nabi Syuaib – Dengan cara ibarat itu Nabi utusan Allah itu menjelaskan kepada kaumnya bahwa persoalan  yang mereka hadapi merupakan duduk masalah yang begitu penting dan sangat serius, bahkan sangat berat. Ia membertahu bahwa akhir yang bakal mereka terima jikalau mereka berbuat kerusakan. Kemudian ia berhenti berbicara, kemudian kaumnya bergantinya untuk mulai membuka pembicaran ibarat yang tercantum dalam ayat Al qur an di bawah ini :
Mereka berkata : “Hai Syu’aib, apakah agamamu yang menyuruh kau biar kami meinggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau meralarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki perihal harta kami. Sesungguhnya kau ialah orang-raong yang sangat penyantun lagi berakal” (Qs : 11 : 87)
Para penduduk Madyan yang kafir mereka biasa merampok dan menyembah Al-Aikah, yang merupakan pohon dari Al-Aikah  yang dikelilingi oleh dahan-dahan yang berputar di sekelilingnya. Mereka termasuk orang-orang yang menjalin kekerabatan sesama insan dengan cara-cara yang sangat keji. Mereka suka mengurangi timbangan, mereka mengambil yang lebih darinya dan tidak menghiraukan kekurangannya.
Seruan Nabi Syu’aib as ditentang keras oleh mereka. Mereka menatang Nabi Syuaib dengan berkata  : “Cobalah engkau turunkan siksa itu kini juga kepada kami, jikalau memang engkau benar dalam kata-katamu itu”
Permintaan mereka pribadi diberikan oleh Allah, dengan azab hawa yang panas terik memperabukan kulit, sebagaimana diterangkan dalam Al Qur’an :
“Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka”. (QS : 7 : 91)
Cerita Nabi Syuaib – Itulah siksa dari Allah yang sanggup pribadi ditimpakan kepada mereka. Kemudian Nabi Syu’aib beserta orang-orang yang bermain hijrah ke negeri lain yaitu Aikah. Yang merupakan nama salah satu dusun yang letakknya tidak jauh dari Madyan.  Di dusun itu ternyata masyarakatnya tidak berbeda dengan masyarkaat madyan, mereka juga merupakan masyarakat yang membangkang dan mendurhakai Allah.
Sebagai Nabi utusan Allah, Syu’aib tentu tidak bosan-bosanya mengajak mereka untuk menyembah Allah yang membuat mereka dan seluruh ala mini. Nabi Syu’aib menjelaskan bahwa ada siksa yang akan ditimpa oleh orang orang durhaka kepada Allah, dan menyampaikan bahwa jikalau mereka mengikuti seruannya maka keuntungannya untuk kau sendiri.
Namun sayangnya mereka mempunyai perilaku ibarat msyarakat Madyan, mereka dengan kerasnya menentang Seruan atau usul Nabi Syu’aib as, sehingga Allah menunjukkan azab bagi mereka. Seperti yang difirmankan Allah dalam Al Qur’an sebagai berikut :
“Kemudian mereka mendustakan Syu’aib kemudian mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu ialah azab hari yang besar (Qs  26 : 190)
Makam Nabi Syuaib berada di Yordania yang letaknya 2 km barat kota Mahis, Wadi Syu’aib merupakan sebutan area tersebut.
Itulah kisah nabi Syuiab, semoga kisah kisah di atas sanggup kita ambil hikmahnya, dan semoga kita tidak termasuk golongan ibarat kaum Madyan yang dijatuhi azab oleh Allah dikarenakan telah berbuat kemaksiatan di muka bumi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel