Mitos Dan Fakta Dibalik Lezatnya Mie Instan

Dibalik kelezatannya mie instan juga ternyata mempunyai rumor tak sedap menyerupai mengandung lilin, pengawet dan penyedap rasa yang sanggup menciptakan (hipertensi) darah tinggi hingga kanker.
 Apakah itu benar?  Mitos atau fakta ? Mari, cek ulasan berikut ini!

Dibalik kelezatannya mie instan juga ternyata mempunyai rumor tak sedap menyerupai mengandung  Mitos Dan Fakta Dibalik Lezatnya Mie Instan


1.Mie Instan pernah termasuk barang mewah 
Sama menyerupai kopi di zaman kolonial yang termasuk barang mewah, mie instan pernah termasuk barang mewah. Di negara matahari terbit (Jepang) letaknya di Prefektur Osaka pada tahun 1958, pendiri perusahaan Nissin Momofuku Ando, memproduksi 2 mie instan yakni Chicken Ramen dan Cup Noodles. Dan harganya berkisar 6 kali lipat dari harga udon yang fresh.

2.Mengandung Penyedap Rasa (MSG) pada bumbu yang mengakibatkan kanker
Memasak mie instan beserta bumbu diatas 120°C mengakibatkan kanker lantaran senyawa kimia pada bumbu berkembang menjadi senyawa karsinogen yang meningkatkan risiko penyakit kanker.

Alasan mengapa mie instan tidak dimasak bersamaan dengan bumbunya lantaran sanggup mengurangi cita rasa yang dibuat oleh produsen. Mie instan dianjurkan untuk mempunyai kuah sebanyak 400 cc, tapi seringnya kita memasak air rebusan tidak memakai dosis sehingga sanggup saja berlebihan.
Dan juga mie instan sudah setengah matang jadi hanya perlu merebus mie instan pada suhu air mendidih, yaitu sekitar 90 – 100 derajat Celcius, dalam waktu kurang dari 5 menit.

Efek negatif MSG masih jadi perdebatan apakah mengakibatkan berkurangnya daya pikir hingga menurunkan tingkat  kecerdasan seseorang. Kebanyakan mengkonsumsi vetsin juga menciptakan anda mengalami Chinese Restaurant Syndrome, gejalanya menyerupai sakit kepala dan mal-mual.

Terlepas dari kontroversi seputar ancaman penyedap rasa (MSG),  Food and Drug Administration (FDA) sudah menyatakan MSG  sebagai zat aksesori kuliner yang kondusif digunakan. Keputusan FDA ini disepakati pula oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), Food and Agriculture Organization (FAO), serta Kementerian Kesehatan RI.

3.Merebus 2 kali menghilangkan zat lilin dan Pewarna
“Air rebusan mie instan yang kekuningan mengandung pengawet juga mengandung zat lilin (wax) ...”
Pada produksinya, mie instan melewati proses Deep Frying untuk mengurangi kadar air sekaligus menciptakan mie instan tetap awet. Proses ini menciptakan minyak terserap ke dalam campuran mie instan hingga dikeluarkan pada ketika pemasakan dan menciptakan air rebusan menjadi keruh kekuningan. Jadi, ini mengatakan mie instan mengandung minyak bukan disebabkan penggunaan zat lilin oleh produsen.

Warna kuning pada mie instan memang memakai zat pewarna dalam pembuatannya, campuran mie instan ditambahkan zat pewarna makanan, yang berjulukan Tatrazine (CH940). Zat pewarna ini sudah terserap dengan baik, jadi ketika direbus tidak akan larut ke dalam air.

Zat pewarna Tatrazine ini ialah senyawa pigmenfood grade itu berarti sudah diberi izin dipakai sebagai pewarna kuliner secara internasional oleh Codex Alimentarius dan Badan kesehatan Dunia (WHO). Secara nasional sendiri, pewarna kuliner ini juga sudah diberi izin BPOM RI.

4.Hentikan membuang air rebusan pertama pada mie instan
Menurut Prof. Dr. F.G. Winarno, kabar mengenai bahayanya air rebusan mie instan yang pertama ialah salah. Justru, di dalam air rebusan pertama itulah terdapat kandungan zat besi, zinc, vitamin, dan betakaroten ( vitamin A ) tinggi yang dibutuhkan oleh tubuhmu.
Pada proses produksinya, mie instan melalui proses fortifikasi (penambahan zat-zat gizi dan vitamin) yang dibutuhkan tubuh. Zat-zat gizi dan vitamin akan terlarut ke dalam air ketika proses perebusan.
Maka dari itu, mulai dari sekarang  jangan membuang air rebusan mie instan dan menimbulkan instan anda jadi kuliner yang tidak lagi mempunyai nilai gizi yang cukup. Sayang sekali, bukan?

5.Pengawet berlebihan semoga tekstur mie instan tidak gampang rusak ternyata cuma mitos ?
Tidak dipungkiri, kuliner dalam kemasan yang dijual di pasar swalayan niscaya memakai pengawet supaya umurnya sanggup tahan lama.

Di Indonesia, telah ditetapkan penggunaan materi pengawet secara kondusif hanya 250 mg saja per kilogramnya. Untuk mie instan sendiri, penggunaan materi pengawet nipagin pada kecapnya hanya berjumlah 1 mg saja.

Mie instan menjadi infinit lantaran melalui proses “deep frying”. Proses penggorengan ini dilakukan pada suhu yang tinggi, yaitu 140 – 160°C. Pada suhu ini, sanggup dipastikan tidak ada mikroba yang sanggup bertahan hidup lantaran kadar air pada mie telah turun hingga 3%. Kalau tidak ada mikroba, kemungkinan pembusukan sangat kecil.


Sumber https://www.brosehat.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel